Kata adalah sekumpulan huruf yang telah tersusun dan membentuk satuan makna. Dalam bahasa Arab, kata terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu isim dan fi‘il.
Isim (الاسم)
Isim adalah kata benda atau kata yang menunjuk pada sesuatu, dan tidak terikat oleh waktu. Berbeda dengan bahasa Indonesia, satu kata benda dalam bahasa Arab bisa memiliki lebih dari satu padanan, tergantung konteks kalimat.
“Buku” dalam bahasa Indonesia apabila dikonversi ke dalam bahasa Arab bisa terbagi menjadi:
- كِتَابٌ (kitābun) → buku umum.
- دَفْتَرٌ (daftarun) → buku catatan.
- كُرَّاسَةٌ (kurrāsatun) → buku tulis tipis.
Ciri-ciri isim:
- Bisa diawali dengan alif-lam ta‘rīf (ال) atau diakhiri dengan tanwīn (ــًـ ــٍـ ــٌـ ).
- Bisa menerima iḍāfah (penyandaran).
- Bisa dimasuki ḥurūf jarr (kata depan), seperti: فِي (di), عَلَى (di atas), مِنْ (dari).
- Tidak menunjukkan waktu (tidak terkait masa lampau, sekarang, atau akan datang).
Keterangan:
Jika suatu kata memiliki alif-lam ta‘rīf di awal, maka tidak boleh diakhiri dengan tanwīn. Sebaliknya, jika diakhiri dengan tanwīn, maka tidak boleh ada alif-lam ta‘rīf di depannya.
Pembagian Isim dari Harakat
Isim Mabnī (اسم المبني)
Isim mabnī adalah kata benda yang tetap harakatnya, yaitu tidak berubah meskipun dimasuki oleh āmil yang biasanya dapat mengubah harakat kata.
Contoh:
- Isim isyarah (kata tunjuk).
- Isim ḍamīr (kata ganti).
Isim Mu‘rab (اسم المعرب)
Isim Mu‘rab adalah bentuk kata benda yang menerima perubahan harakat pada akhir kata karena pengaruh kedudukan.
Contoh:
- Isim 'alam (kata benda untuk penamaan).
- Isim maushūl (kata sambung).
- Isim munṣarif (kata benda yang bisa berubah).
- Isim ghayru munṣarif (kata benda yang perubahannya terbatas).
Pembagian Isim dari Kejelasan Makna
Isim Ma'rifah (اسم المعرفة)
Isim ma‘rifah adalah kata benda yang menunjukkan sesuatu yang sudah jelas atau tertentu.
Ciri-ciri isim ma‘rifah:
1. Masuknya alif-lām ta‘rīf (الـ) di awal kata, yaitu isim nakirah yang diberi alif-lām ta‘rīf menjadi spesifik dan jelas, sehingga berubah menjadi isim ma'rifah.
2. Ada juga isim ma‘rifah yang tidak memakai alif-lām, misalnya:
- Isim ḍamīr (kata ganti).
- Isim ‘alam (nama diri).
- Isim isyārah (kata tunjuk).
- Isim maushūl (kata sambung).
Contoh:
- مُحَمَّدٌ → Muhammad (isim ‘alam, ma‘rifah tanpa alif-lām).
- هُوَ → dia (laki-laki) (isim ḍamīr, ma‘rifah tanpa alif-lām).
- الرَّجُلُ → laki-laki itu (isim dengan alif-lām ta‘rīf).
Semua contoh di atas tergolong ma‘rifah karena maknanya sudah jelas siapa atau apa yang dimaksud. Namun, hanya kata الرَّجُلُ yang menggunakan alif-lām ta‘rīf, sedangkan مُحَمَّدٌ dan هُوَ adalah ma‘rifah secara langsung tanpa alif-lām.
Isim Nakirah (اسم النكرة)
Isim nakirah adalah kata benda yang menunjukkan sesuatu yang masih umum atau belum jelas.
Ciri-ciri isim nakirah:
- Isim nakirah pada asalnya tidak memakai alif-lām ta‘rīf (الـ).
- Umumnya ditandai dengan adanya tanwīn di akhir kata.
Contoh:
- مِفْتَاحٌ → sebuah kunci.
- رَجُلٌ → seorang laki-laki.
Kedua kata tersebut disebut nakirah karena tidak merujuk pada sesuatu yang spesifik, tetapi masih bersifat umum.
Pembagian Isim dari Jenis Kelamin
Isim Mudzakkar (اسم المذكر)
Isim mudzakkar adalah kata benda yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki (maknawi) atau sesuatu yang diperlakukan sebagai maskulin dalam kaidah bahasa Arab (lafẓi).
Contoh:
- رَجُلٌ → seorang laki-laki (maknawi).
- أُسَامَةٌ→ Usamah (maknawi tanpa tanda lafẓi mudzakkar).
- كِتَابٌ → sebuah buku (lafẓi).
Isim Mu’annats (اسم المؤنث)
Isim mu’annats adalah kata benda yang digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan (maknawi) atau sesuatu yang diperlakukan sebagai feminin dalam kaidah bahasa Arab (lafẓi).
Contoh:
- اِمْرَأَةٌ → seorang perempuan (maknawi).
- زَيْنَبٌ → Zainab (maknawi tanpa tanda lafẓi mu'annats).
- مَدْرَسَةٌ → satu sekolah (lafẓi).
Fi'il (الفعل)
Fi‘il adalah kata dalam bahasa Arab yang berfungsi sebagai kata kerja dan selalu terkait dengan waktu. Dalam tata bahasa Arab, fi‘il dapat dibandingkan dengan verb dalam bahasa Inggris. Namun, penurunan (tasrīf) fi‘il jauh lebih beragam dan kompleks dibandingkan dengan kata kerja dalam bahasa Inggris.
Ciri-ciri fi‘il:
- Tidak dapat dimasuki alif-lām ta‘rīf di awal kata dan tidak berakhiran tanwīn.
- Tidak bisa dimasuki oleh ḥurūf jarr.
- Bisa didahului dengan sīn (سَـ) atau saufa (سَوْفَ) sebagai penanda masa depan.
- Selalu terkait dengan dimensi waktu (lampau, sedang/akan, atau perintah).
- Dalam pembelajaran tradisional, fi‘il sering dikenali dan diklasifikasikan melalui nadzam (bait syair ilmu nahwu dan sharaf).
Pembagian Fi'il dari Masa
Fi‘il Māḍī (فعل الماضي)
Fi‘il māḍī adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang telah lampau atau sudah terjadi.
Ciri-ciri fi‘il māḍī:
- Selalu mabnī (bentuk akhir tetap, tidak berubah).
- Tidak terpengaruh huruf naṣb maupun huruf jazm.
Wazan (pola kata):
- فَعَلَ (fa‘ala)
Contoh:
- كَتَبَ → dia (seorang laki-laki) telah menulis.
- دَرَسَ → dia (seorang laki-laki) telah belajar.
Fi‘il Muḍāri‘ (فعل المضارع)
Fi‘il muḍāri‘ adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang sedang berlangsung atau akan terjadi.
Ciri-ciri fi‘il muḍāri‘:
- Bersifat mu‘rab (bentuk akhir bisa berubah apabila terpengaruh huruf sebelumnya).
- Huruf naṣb dan jazm berpengaruh terhadap harakat.
Wazan (pola kata):
- يَفْعُلُ (yaf‘ulu)
Contoh:
- يَكْتُبُ → dia (seorang laki-laki) sedang menulis / akan menulis
- يَدْرُسُ → dia (seorang laki-laki) sedang belajar / akan belajar
Fi’il amr (فعل الأمر)
Fi’il amr adalah bentuk kata kerja perintah dalam bahasa Arab, digunakan untuk memerintahkan seseorang melakukan sesuatu.
Ciri-ciri fi‘il amr:
- Digunakan kepada orang selain pengucap, berapapun jumlahnya.
- Hanya terdapat satu pola.
Wazan (pola kata):
- ْاُفْعُل (uf‘ul)
Contoh:
- اُنْصُرْ → Tolonglah
- اُدْخُلْ → Masuklah
Pembagian Isim dan Fi'il dari Pembentukan Kata
Isim jāmid (اسم الجامد)
Isim jāmid adalah jenis kata benda yang sudah ada sejak awal dan mutlak merupakan isim, bukan berasal dari fi’il atau kata lain.
Contoh:
- أسَدٌ → Singa
- بَحْرٌ → Laut
- حَجَرٌ → Batu
Fi’il jāmid (الفعل الجامد)
Fi’il jāmid adalah kata kerja yang tidak dapat diubah menjadi isim dan tidak dapat ditasrif (dibentuk menjadi bentuk lain). Jumlah fi’il jāmid bersifat terbatas.
Contoh:
- نِعْمَ → Baik
- بِئْسَ → Buruk
Musytaq (المشتق)
Musytaq adalah bentuk kata yang dapat saling dikonversi:
- Antar isim dan fi’il māḍī dari akar huruf lafzi yang digabung.
- Antar fi’il mudhori’ dan fi’il amr dari fi’il māḍī yang bisa ditasrif.
Musytaq memungkinkan kata untuk dibentuk ulang sesuai wazan sehingga menjadi berbagai bentuk kata kerja atau kata benda. Konsep ini penting dalam tata bahasa Arab karena menunjukkan fleksibilitas akar kata.