Huruf adalah aksara yang digunakan untuk membentuk kata. Dalam bahasa Arab, huruf dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu huruf tanpa makna dan huruf yang bermakna.
Huruf Tanpa Makna
Huruf tanpa makna adalah aksara Arab yang tidak memiliki makna jika tidak diberi harakat. Namun, sebagian huruf ini dapat memiliki makna apabila diberi harakat dan digabungkan dengan kata lain, seperti huruf و dan ك.
Huruf Laa Mahalla Lahu Min al-I'rob
Secara harfiah, frasa Laa Maḥalla Lahu Min al-I‘rāb berarti “tidak memiliki tempat dalam i‘rob”. Artinya, huruf-huruf ini memiliki makna, tetapi tidak memengaruhi perubahan harakat pada akhir kata ketika digabungkan.
- Huruf Istifham (huruf tanya): أ - هَلْ.
- Huruf 'Athof (huruf penghubung): وَ - فَ - ثُمَ - لَا - أوْ - اَمْ - حَتَّي
- Huruf Istidrok (huruf penegas): بَلْ - لَكِنْ - أما.
Huruf Jarr
Huruf jarr adalah huruf yang memiliki makna dan menyebabkan perubahan harokat akhir kata menjadi khoffāḍ/jarr (umumnya menjadi kasroh). Namun, dalam beberapa kondisi—seperti bertemu dengan mabnī atau isim yang bukan mufrod—perubahan ini mungkin tidak terjadi.
Dalam ilmu Nahwu, apabila huruf jarr bertemu dengan isim dan menyebabkan perubahan harokat, maka isim tersebut disebut majrūr.
Ciri-ciri huruf jarr:
- Hanya muncul sebelum isim
- Tidak muncul sebelum fi'il
- Tidak semua huruf jarr bersifat mutlak. Ada yang bersifat multifungsi seperti و yang bisa berfungsi sebagai huruf jarr maupun huruf ‘aṭhof.
Huruf Nasb
Huruf nasb adalah huruf yang memiliki makna dan menyebabkan perubahan harokat akhir fi'il menjadi nasb (umumnya menjadi fatḥah). Namun, perubahan ini bisa tidak terjadi jika bertemu mabnī atau terjadi ḥaẓf (penghilangan).
Dalam ilmu Nahwu, ketika huruf naṣb bertemu fi'il mudhori' dan menyebabkan perubahan harakat, maka fi'il tersebut disebut manṣūb.
Ciri utama huruf nasb:
- Hanya muncul sebelum fi'il mudhori'
- Tidak muncul sebelum isim atau fi‘il lain
Contoh huruf nasb:
Huruf Jazm
Huruf jazm adalah huruf yang memiliki makna dan menyebabkan perubahan harakat akhir fi'il menjadi jazm (umumnya menjadi sukun). Sama seperti naṣb dan jarr, pengaruhnya bisa tidak muncul dalam kondisi tertentu, seperti bertemu mabnī atau terjadi ḥaẓf.
Dalam ilmu Nahwu, ketika huruf jazm bertemu dengan fi‘il mudhāri‘ dan menyebabkan perubahan harakat, maka fi‘il tersebut disebut majzūm.
Ciri utama huruf jazm:
- Hanya muncul sebelum fi'il mudhori'
- Tidak muncul sebelum isim atau fi‘il lainnya