Jumat, 18 Juli 2025

Kata

Kata adalah sekumpulan huruf yang telah tersusun dan membentuk satuan makna. Dalam bahasa Arab, kata terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu isim dan fi‘il.

Isim (الاسم)

Isim adalah kata benda atau kata yang menunjuk pada sesuatu, dan tidak terikat oleh waktu. Berbeda dengan bahasa Indonesia, satu kata benda dalam bahasa Arab bisa memiliki lebih dari satu padanan, tergantung konteks kalimat.

“Buku” dalam bahasa Indonesia apabila dikonversi ke dalam bahasa Arab bisa terbagi menjadi:

  • كِتَابٌ (kitābun) → buku umum.
  • دَفْتَرٌ (daftarun) → buku catatan.
  • كُرَّاسَةٌ (kurrāsatun) → buku tulis tipis.

Ciri-ciri isim:

  • Bisa diawali dengan alif-lam ta‘rīf (ال) atau diakhiri dengan tanwīn (ــًـ ــٍـ ــٌـ ).
  • Bisa menerima iḍāfah (penyandaran).
  • Bisa dimasuki ḥurūf jarr (kata depan), seperti: فِي (di), عَلَى (di atas), مِنْ (dari).
  • Tidak menunjukkan waktu (tidak terkait masa lampau, sekarang, atau akan datang).

Keterangan:
Jika suatu kata memiliki alif-lam ta‘rīf di awal, maka tidak boleh diakhiri dengan tanwīn. Sebaliknya, jika diakhiri dengan tanwīn, maka tidak boleh ada alif-lam ta‘rīf di depannya.

Pembagian Isim dari Harakat

Isim Mabnī (اسم المبني)

Isim mabnī adalah kata benda yang tetap harakatnya, yaitu tidak berubah meskipun dimasuki oleh āmil yang biasanya dapat mengubah harakat kata.

Contoh:

  • Isim isyarah (kata tunjuk).
  • Isim ḍamīr (kata ganti).

Isim Mu‘rab (اسم المعرب)

Isim Mu‘rab adalah bentuk kata benda yang menerima perubahan harakat pada akhir kata karena pengaruh kedudukan.

Contoh:

  • Isim 'alam (kata benda untuk penamaan).
  • Isim maushūl (kata sambung).
  • Isim munṣarif (kata benda yang bisa berubah).
  • Isim ghayru munṣarif (kata benda yang perubahannya terbatas).

Pembagian Isim dari Kejelasan Makna

Isim Ma'rifah (اسم المعرفة)

Isim ma‘rifah adalah kata benda yang menunjukkan sesuatu yang sudah jelas atau tertentu.

Ciri-ciri isim ma‘rifah:

1. Masuknya alif-lām ta‘rīf (الـ) di awal kata, yaitu isim nakirah yang diberi alif-lām ta‘rīf menjadi spesifik dan jelas, sehingga berubah menjadi isim ma'rifah.
2. Ada juga isim ma‘rifah yang tidak memakai alif-lām, misalnya:

  • Isim ḍamīr (kata ganti).
  • Isim ‘alam (nama diri).
  • Isim isyārah (kata tunjuk).
  • Isim maushūl (kata sambung).

Contoh:

  • مُحَمَّدٌ → Muhammad (isim ‘alam, ma‘rifah tanpa alif-lām).
  • هُوَ → dia (laki-laki) (isim ḍamīr, ma‘rifah tanpa alif-lām).
  • الرَّجُلُ → laki-laki itu (isim dengan alif-lām ta‘rīf).

Semua contoh di atas tergolong ma‘rifah karena maknanya sudah jelas siapa atau apa yang dimaksud. Namun, hanya kata الرَّجُلُ yang menggunakan alif-lām ta‘rīf, sedangkan مُحَمَّدٌ dan هُوَ adalah ma‘rifah secara langsung tanpa alif-lām.

Isim Nakirah (اسم النكرة)

Isim nakirah adalah kata benda yang menunjukkan sesuatu yang masih umum atau belum jelas.

Ciri-ciri isim nakirah:

  • Isim nakirah pada asalnya tidak memakai alif-lām ta‘rīf (الـ).
  • Umumnya ditandai dengan adanya tanwīn di akhir kata.

Contoh:

  • مِفْتَاحٌ → sebuah kunci.
  • رَجُلٌ → seorang laki-laki.

Kedua kata tersebut disebut nakirah karena tidak merujuk pada sesuatu yang spesifik, tetapi masih bersifat umum.

Pembagian Isim dari Jenis Kelamin

Isim Mudzakkar (اسم المذكر)

Isim mudzakkar adalah kata benda yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-laki (maknawi) atau sesuatu yang diperlakukan sebagai maskulin dalam kaidah bahasa Arab (lafẓi).

Contoh:

  • رَجُلٌ → seorang laki-laki (maknawi).
  • أُسَامَةٌ→ Usamah (maknawi tanpa tanda lafẓi mudzakkar).
  • كِتَابٌ → sebuah buku (lafẓi).

Isim Muannats (اسم المؤنث)

Isim mu’annats adalah kata benda yang digunakan untuk menunjukkan jenis perempuan (maknawi) atau sesuatu yang diperlakukan sebagai feminin dalam kaidah bahasa Arab (lafẓi).

Contoh:

  • اِمْرَأَةٌ → seorang perempuan (maknawi).
  • زَيْنَبٌ → Zainab (maknawi tanpa tanda lafẓi mu'annats).
  • مَدْرَسَةٌ → satu sekolah (lafẓi).

Fi'il (الفعل)

Fi‘il adalah kata dalam bahasa Arab yang berfungsi sebagai kata kerja dan selalu terkait dengan waktu. Dalam tata bahasa Arab, fi‘il dapat dibandingkan dengan verb dalam bahasa Inggris. Namun, penurunan (tasrīf) fi‘il jauh lebih beragam dan kompleks dibandingkan dengan kata kerja dalam bahasa Inggris.

Ciri-ciri fi‘il:

  • Tidak dapat dimasuki alif-lām ta‘rīf di awal kata dan tidak berakhiran tanwīn.
  • Tidak bisa dimasuki oleh ḥurūf jarr.
  • Bisa didahului dengan sīn (سَـ) atau saufa (سَوْفَ) sebagai penanda masa depan.
  • Selalu terkait dengan dimensi waktu (lampau, sedang/akan, atau perintah).
  • Dalam pembelajaran tradisional, fi‘il sering dikenali dan diklasifikasikan melalui nadzam (bait syair ilmu nahwu dan sharaf).

Pembagian Fi'il dari Masa

Fi‘il Māḍī (فعل الماضي)

Fi‘il māḍī adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang telah lampau atau sudah terjadi.

Ciri-ciri fi‘il māḍī:

  • Selalu mabnī (bentuk akhir tetap, tidak berubah).
  • Tidak terpengaruh huruf naṣb maupun huruf jazm.

Wazan (pola kata):

  • فَعَلَ (fa‘ala)

Contoh:

  • كَتَبَ → dia (seorang laki-laki) telah menulis.
  • دَرَسَ → dia (seorang laki-laki) telah belajar.

Fi‘il Muḍāri‘ (فعل المضارع)

Fi‘il muḍāri‘ adalah kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang sedang berlangsung atau akan terjadi.

Ciri-ciri fi‘il muḍāri‘:

  • Bersifat mu‘rab (bentuk akhir bisa berubah apabila terpengaruh huruf sebelumnya).
  • Huruf naṣb dan jazm berpengaruh terhadap harakat.

Wazan (pola kata):

  • يَفْعُلُ (yaf‘ulu)

Contoh:

  • يَكْتُبُ → dia (seorang laki-laki) sedang menulis / akan menulis
  • يَدْرُسُ → dia (seorang laki-laki) sedang belajar / akan belajar

Fi’il amr (فعل الأمر)

Fi’il amr adalah bentuk kata kerja perintah dalam bahasa Arab, digunakan untuk memerintahkan seseorang melakukan sesuatu.

Ciri-ciri fi‘il amr:

  • Digunakan kepada orang selain pengucap, berapapun jumlahnya.
  • Hanya terdapat satu pola.

Wazan (pola kata):

  • ْاُفْعُل (uf‘ul)

Contoh:

  • اُنْصُرْ → Tolonglah
  • اُدْخُلْ → Masuklah

Pembagian Isim dan Fi'il dari Pembentukan Kata

Isim jāmid (اسم الجامد)

Isim jāmid adalah jenis kata benda yang sudah ada sejak awal dan mutlak merupakan isim, bukan berasal dari fi’il atau kata lain.

Contoh:

  • أسَدٌ → Singa
  • بَحْرٌ → Laut
  • حَجَرٌ → Batu

Fi’il jāmid (الفعل الجامد)

Fi’il jāmid adalah kata kerja yang tidak dapat diubah menjadi isim dan tidak dapat ditasrif (dibentuk menjadi bentuk lain). Jumlah fi’il jāmid bersifat terbatas.

Contoh:

  • نِعْمَ → Baik
  • بِئْسَ → Buruk

Musytaq (المشتق)

Musytaq adalah bentuk kata yang dapat saling dikonversi:

  • Antar isim dan fi’il māḍī dari akar huruf lafzi yang digabung.
  • Antar fi’il mudhori’ dan fi’il amr dari fi’il māḍī yang bisa ditasrif.

Musytaq memungkinkan kata untuk dibentuk ulang sesuai wazan sehingga menjadi berbagai bentuk kata kerja atau kata benda. Konsep ini penting dalam tata bahasa Arab karena menunjukkan fleksibilitas akar kata.

Rabu, 16 Juli 2025

Huruf

Huruf (الحرف) adalah aksara yang menjadi unsur dasar dalam pembentukan kata. Dalam bahasa Arab, huruf dibedakan menjadi dua jenis, yaitu huruf tanpa makna dan huruf bermakna.

Huruf-huruf Tanpa Makna (حروف اللفظي) 

Huruf tanpa makna adalah huruf hijaiyah yang pada dasarnya tidak memberikan arti tertentu apabila berdiri sendiri. Ia hanya berfungsi sebagai lambang bunyi. Misalnya huruf ب, ت, atau ج. Huruf-huruf ini baru memiliki fungsi ketika digabungkan dengan huruf lain sehingga membentuk suatu kata, termasuk huruf ‘illat.

Namun, sebagian huruf dapat berfungsi sebagai kata ketika ditempatkan dalam kalimat, terutama jika diberi harakat dan digunakan sesuai kaidah nahwu.

Contoh:

  • و ➝ وَ = dan
  • كـ ➝ كَـ = seperti

Dalam posisi ini, huruf tersebut tidak lagi sekadar aksara, tetapi berubah menjadi huruf yang bermakna.


    Huruf-huruf Bermakna (حروف المعنى ) 

    Seperti telah dijelaskan sebelumnya, di antara huruf-huruf yang bersifat lafzhi (aksara yang hanya berfungsi sebagai lambang bunyi), terdapat pula huruf tertentu yang apabila diberi harakat dan digunakan dalam susunan kalimat akan memiliki makna khusus. Huruf ini dikenal dengan istilah ḥarf ma‘nā.

    Jumlah huruf bermakna dalam bahasa Arab terbatas, dan masing-masing memiliki fungsi tertentu dalam membentuk hubungan antar kata. Kehadirannya juga dapat memengaruhi i‘rab pada kata yang mengikutinya.

    Huruf yang Tidak Mendapatkan Posisi I‘rab (الحرف لا محل له من الإعراب)

    Huruf yang tidak mendapatkan posisi i‘rab yaitu huruf bermakna tetapi tidak memengaruhi perubahan harakat pada akhir kata ketika digabungkan.

    Huruf-hurufnya meliputi:

    • Huruf Istifham (huruf tanya): أ - هَلْ.
    • Huruf 'Athof (huruf penghubung): وَ - فَ - ثُمَ - لَا - أوْ - اَمْ - حَتَّي
    • Huruf Istidrok (huruf penegas): بَلْ - لَكِنْ - أما.
    Catatan: Untuk menghindari kesalahpahaman, silakan pelajari lebih lanjut melalui tautan yang tersedia. 

    Huruf-huruf Jarr ( حروف الجر) 

    Huruf jarr adalah huruf dalam bahasa Arab yang memiliki makna dan menyebabkan perubahan harakat pada akhir kata yang mengikutinya menjadi majrūr (umumnya berupa kasrah). Huruf ini hanya berlaku pada isim, dan dalam beberapa kondisi tertentu, perubahan harakat mungkin tidak terjadi, misalnya ketika bertemu dengan kata yang mabnī atau isim yang bukan mufrad.

    Ciri-ciri huruf jarr:

    • Hanya muncul sebelum isim dan tidak muncul sebelum fi'il.
    • Tidak semua huruf jarr bersifat mutlak, beberapa huruf dapat memiliki fungsi ganda seperti و yang bisa berfungsi sebagai huruf jarr maupun huruf ‘aṭhof.
    • Berfungsi untuk menunjukkan hubungan makna antara kata yang mengikutinya dan kata lain dalam kalimat.


    Huruf-huruf Nasb (حروف النصب) 

    Huruf naṣb adalah huruf yang memiliki makna dan menyebabkan perubahan harakat akhir fi‘il menjadi naṣb (umumnya berupa fatḥah). Perubahan ini tidak selalu terjadi, misalnya jika bertemu dengan fi‘il mabnī atau terjadi ḥaẓf (penghilangan).

    Apabila huruf naṣb bertemu fi‘il muḍāri‘ atau isim dan menyebabkan perubahan harakat, maka perubahan tersebut disebut manṣūb.

    Ciri-ciri huruf nasb:

    • Hanya berpengaruh kepada fi‘il muḍāri‘ dan isim.
    • Memberikan makna tertentu dalam kalimat, misalnya menunjukkan kehendak, harapan, atau syarat.

    Huruf-huruf Jazm (حروف الجزم) 

    Huruf jazm adalah huruf yang memiliki makna dan menyebabkan perubahan harakat akhir fi‘il menjadi jazm (umumnya berupa sukun). Seperti halnya huruf naṣb dan jarr, pengaruh jazm tidak selalu muncul, misalnya ketika bertemu dengan fi‘il mabnī atau terjadi ḥaẓf (penghilangan).

    Apabila huruf jazm bertemu fi‘il muḍāri‘ dan menyebabkan perubahan harakat, maka perubahan tersebut disebut majzūm.

    Ciri-ciri huruf jazm:

    • Hanya berpengaruh kepada fi‘il muḍāri‘.
    • Dapat memengaruhi satu atau dua fi‘il muḍāri‘ tergantung jenis hurufnya.

    Berikut adalah contoh huruf jazm.

    • Huruf jazm yang masuk ke satu fi‘il muḍāri‘: لِ - لَمَّا - لَمْ - لاَ
    • Huruf jazm yang bersifat huruf syarat dan masuk ke dua fi‘il muḍāri‘: مَنْ - إنْ - مَا - مَهْمَا - مَضَى - أيَّانَ - أيْنَ - أنَّى - أيٌ

    Contoh penerapan:

    • لَمْ يذهبْ → kata يذهبْ menjadi majzūm karena didahului huruf jazm لَمْ.
    • مَنْ يدرسْ ينجحْ → kata يدرسْ dan ينجحْ menjadi majzūm karena didahului huruf jazm syarat مَنْ.

    Selasa, 15 Juli 2025

    Pengantar Ilmu Nahwu

    Ilmu Nahwu (علم النحو) adalah cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari perubahan harakat pada akhir kata, baik yang bersifat i‘rab (الإعراب), yaitu perubahan harakat di akhir kata pada kalimat, maupun yang bersifat bina’ (البناء), yaitu tetapnya harakat pada kata tanpa dipengaruhi oleh ‘āmil (العامل).

    Tujuan mempelajari ilmu nahwu:

    • Menghindari kesalahan dalam membaca dan melafalkan kata.
    • Menjaga lisan dari kesalahan pengucapan ketika berbicara dalam bahasa Arab.
    • Memahami struktur kalimat berbahasa Arab secara benar.
    • Membantu memahami makna dari literatur berbahasa Arab.

    Selanjutnya, akan dijelaskan secara rinci komponen-komponen bahasa Arab hingga membentuk suatu kalimat utuh.

    Perinciannya meliputi:

    Ilmu Alat

    Secara istilah, ‘ilm al-ālāt (علم الآلات) dalam pelajaran bahasa Arab adalah sekumpulan ilmu yang membantu dalam proses mempelajari bahasa Arab. Menurut para ulama, hukum mempelajari bahasa Arab adalah wajib, karena wahyu dari Tuhan kepada Nabi akhir zaman diturunkan dalam bahasa Arab.

    Dalam pelajaran ini, kami dari pihak Straight Path berusaha untuk bersikap profesional dan netral, karena materi ini bersifat umum. Materi-materi terkait bahasa Arab akan difokuskan pada percakapan sehari-hari dan penjabaran kalimat sempurna.

    Berikut adalah ‘ilm al-ālāt (علم الآلات) utama yang wajib dikuasai:

    1. Nahwu (النحو)
    2. Ṣarf (الصرف)
    3. Balāghah (البلاغة)
    4. Manṭiq (المنطق)

    Keterangan:
    Ilmu Mantiq bukanlah bagian asli dari bahasa Arab, melainkan hasil adopsi dari tradisi Yunani. Sebagian ulama menentang ilmu tersebut karena hal itu telah disinggung secara sindiran dalam Surat Al-An‘ām ayat 112. Logika manusia memiliki batas untuk memahami sesuatu; oleh karena itu, manusia memerlukan petunjuk, karena tidak semua hal dapat dipahami semata-mata melalui penalaran logis.

    Daftar Isi

    1. Mufasshol
    2. Kata Pengantar
    3. Daftar Isi
    4. Ilmu Alat
    5. Nahwu
    6. Huruf
    7. Kata
    8. Kalimat
    9. I‘rab

    Kata Pengantar

     إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا

    من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له

    وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله

    أما بعد

    فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار

    يا ايها الذين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون

    يا ايها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والارحام ان الله كان عليكم رقيبا

    يا ايها الذين امنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا

    يصلح لكم اعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما

    Segala puji bagi Allah yang telah mengamanahkan kekuatan dan ilmu kepada kami, sehingga atas karunia-Nya, situs web Mufasshol ini dapat diluncurkan. Konten situs web ini akan terus diperbarui dan diaktifkan secara berkelanjutan. Kami berharap situs ini dapat menjadi referensi dalam kegiatan belajar dan mengajar, baik di kalangan pelajar maupun pekerja.

    Besar harapan kami kepada para pengguna agar dapat memanfaatkan situs ini sebaik mungkin demi tercapainya kemajuan umat. Kami juga mempersilakan saudara se-insan non-Muslim untuk turut belajar melalui situs ini, karena isinya mencakup ilmu yang bersifat umum.

    Atas perhatian dan waktu yang telah diluangkan, kami ucapkan terima kasih.