Rabu, 27 Agustus 2025

Kalimat

Serangkaian huruf yang terucap (lafzi) akan membentuk kata. Sekumpulan kata yang tersusun rapi akan membentuk kalimat.

Dalam ilmu nahwu, kalimat tersusun dari dua unsur utama:

  • Huruf → aksara yang menjadi unsur dasar dalam pembentukan kata.
  • Kata → berupa isim dan fi‘il.

Pembagian Kalimat dari Susunan Awalnya

Jumlah Ismiyyah (جملة الاسمية)

Jumlah ismiyyah adalah pola kalimat dalam bahasa Arab yang dimulai dengan isim. Setelah itu, kalimat dapat disertai fi‘il atau keterangan lain sesuai dengan susunan kalimat.

Contoh Kalimat:

  • زَيْدٌ ذَاهِبٌ إِلَى السُّوقِ → Zaid telah pergi ke pasar.
Struktur Kalimat:
  • زَيْدٌ → isim marfū‘ sebagai mubtada.
  • ذَاهِبٌ → fā‘il sebagai khabar.
  • إِلَى السُّوقِ → jarr majrūr.

Jumlah Fi‘liyyah (جملة الفعلية)

Jumlah fi‘liyyah adalah pola kalimat dalam bahasa Arab yang dimulai dengan fi‘il. Setelah itu biasanya disertai fa‘il (pelaku, berupa isim ‘alam) dan dapat ditambah unsur lain untuk melengkapi makna.

Contoh Kalimat:

  • ذَهَبَ زَيْدٌ إِلَى السُّوقِ → Telah datang Zaid ke pasar.
Struktur Kalimat:
  • ذَهَبَ → fi‘il māḍī.
  • زَيْدٌ → fā‘il.
  • إِلَى السُّوقِ → jarr majrūr.
Keterangan: Jarr–majrūr tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Keduanya harus terkait dengan kata lain (ta‘alluq) agar maknanya sempurna, dan biasanya berfungsi sebagai keterangan (zharaf).